Sabtu, Desember 27, 2008

Tentangku

Aku telah membuat beberapa tulisan, namun aku masih belum memberikan paparan tentang diriku. Sebagian dari data-dataku, memang ada pada profil di samping kanan ini... Namun itu belum secara jelas mencerminkan diriku.

Pada tulisan ini, kan kuceritakan mengenai diriku sendiri. Bukan untuk ‘narsis’, tetapi tujuannya adalah agar semua yang berkenan membaca tulisanku, dapat lebih mengenalku.

Keluargaku
Aku, terlahir di sebuah kota di Jawa Barat.
Aku, mempunyai dua orang kakak perempuan, dan dua orang adik laki-laki.
Jadi aku ini anak tengah...

Aku pernah mengajukan pertanyaan: ‘Gimana sih rasanya jadi anak tengah?” di Yahoo! Answers, sekedar untuk berbagi pengalaman.
Dan dari jawaban-jawaban yang kuperoleh, rata-rata, anak tengah itu adalah anak yang diandalkan dalam keluarga. Anak tengah sering disuruh untuk melakukan pekerjaan rumah oleh ortu, kakak-kakak, maupun adik-adiknya.
Ada manfaatnya juga lho... ‘disuruh-suruh’ seperti itu.

Manfaatnya :
Anak tengah menjadi anak yang mandiri dan cepat dewasa (dalam bersikap). Mengenai aku, sebetulnya aku masih merasa belum benar-benar mandiri dan dewasa. Masih ada sifat manja dan ketergantunganku pada ortu.
Selain itu, ‘posisinya’ yang ada di tengah-tengah, menjadikannya ‘bagian diplomasi’ dalam keluarga. Mendamaikan ortu dengan sodara-sodaranya, atau kakak dan adiknya.

Aku bersyukur terlahir di keluargaku. Meskipun keluarga kami tidak bisa dikatakan keluarga kaya dalam hal harta, namun kehidupan kami cukup bahagia.

Pendidikanku

Saat Sekolah Dasar dan SMP, aku, tergolong anak yang cukup baik dalam prestasi.
Namun, di SMA prestasiku benar-benar melorot, ini karena aku kurang pandai mengatur waktu belajar, kurang mampu bersaing dalam hal pelajaran, dengan murid-murid lain di sekolah yang tergolong favorit di kotaku itu.
Masih untung... aku lulus SMA dengan nilai STTB yang cukup.

Ortuku tak mengizinkanku untuk kuliah di kota lain.
Sehingga, aku kuliah di kota sendiri, dengan mengambil jurusan Manajemen Informatika, program studi D3 .
Saat kuliah, nilai-nilaiku tergolong sangat baik jika dibandingkan dengan mahasiswa lain.
Predikat ‘Lulusan Terbaik’ yang kuperoleh, sebenarnya tak membuatku terlalu bangga. Soalnya, mata kuliah (bahasa pemrograman, dll) yang kuperoleh selama perkuliahan ‘agak’ ketinggalan dengan perkembangan tuntutan zaman saat itu.

Setelah lulus kuliah, aku rajin mengajukan lamaran pekerjaan lewat pos. Ada juga lamaran secara langsung kuajukan ke institusi di kotaku (yang ini termasuk jarang).
Sambil terus melayangkan lamaran kerja, aku mencoba membuka usaha rental komputer di rumah sendiri.
Satu, dua tahun, berlalu, aku tak juga mendapatkan pekerjaan yang kuinginkan (pekerjaan kantoran).

Di tahun ketiga, yaitu tahun 2005, ayahku menyarankanku untuk mengisi waktu luangku, dengan mengikuti kuliah (lagi). Atau dengan mengambil kursus bahasa Inggris.
Beliau berkata, ada lembaga pendidikan guru Taman Kanak-kanak di kota kami, dengan waktu kuliah cukup singkat, hanya setengah tahun, siapa tahu saja aku berminat untuk mengikutinya.

Guru TK???
Selama ini, menjadi guru adalah sesuatu yang kuhindari. Guru dari jenjang manapun juga.
Bukan karena aku merendahkan pekerjaan tersebut. Sebaliknya, aku menjunjung tinggi dan menganggap bahwa menjadi guru adalah tugas yang mulia, membutuhkan profesionalisme yang tinggi. Seorang guru dituntut untuk menjadi tauladan bagi murid-muridnya.
Entah kenapa, aku selalu merasa menjadi guru adalah sesuatu yang berat, dan bahwa aku tak akan bisa menjalaninya. Apalagi, suaraku pelan, apa murid-muridku akan bisa mendengar suaraku?? (Ada-ada saja ya alasanku...)

Namun, aku introspeksi diri...
Aku adalah orang yang pendiam, serius, kurang dapat bergaul dengan orang lain.
Aku berpikir, jika aku mengikuti pendidikan Guru TK, siapa tahu saja...
Aku akan BERUBAH menjadi pribadi yang lebih periang, lebih supel, (lebih) mudah bergaul terutama dengan anak-anak.
Dan aku yakin ilmu yang akan kudapatkan tak akan sia-sia.
Seandainya saja aku tidak berhasil mendapat pekerjaan menjadi guru TK, toh aku masih dapat memanfaatkan pengetahuan yang kumiliki dengan menjadi ‘guru’ bagi anakku nanti...

Berawal dari tekad untuk BERUBAH itu, kuikuti kuliah di lembaga pendidikan itu.
Dan alhamdulillah... setelah lulus kuliah, (akhirnya) aku mendapatkan pekerjaan, sebagai guru TK.
Tahun demi tahun yang kulalui, dan perubahan yang kuharapkan telah terjadi. Memang sifat asliku yang pendiam masih ada. Namun, aku sekarang tidak terlalu serius dalam memandang hidup ini. Aku lebih menikmati hidup, suka bercanda, tentunya dalam batas yang wajar.

“Gembiralah dengan hidup ini karena hidup ini indah
Dan jadikanlah ia sebagai hamparan untuk setiap kebaikan.”

O ya, aku pernah menyebut-nyebut tentang ‘kuliah lagi’ dalam tulisanku.
Aku memang berniat untuk kuliah lagi, dengan mengambil jurusan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) program S1. Aku ingin memfokuskan diri sebagai seorang pendidik.

Tidak ada kata terlambat untuk belajar,
dan tidak ada kata ‘terlalu tua’ untuk kuliah lagi..!!!

Meskipun aku tak pernah bercita-cita menjadi guru,
namun aku memilih profesi itu menjadi jalanku, karena aku telah dapat menangkap makna dari kata-kata ini:

“Berapa banyak nikmat yang tak dapat dipancing dengan mensyukurinya kepada Allah
Ternyata bersembunyi di balik hal-hal yang tidak disukai.”

“Banyak perkara yang engkau hindari
ternyata mendatangkan perkara yang engkau harapkan.”

Kehidupan Pribadiku
Yang pernah membaca tulisanku yang lalu (Lihat : “Sebuah Tulisan tentang Cinta), pasti sudah dapat memperkirakan tentang kehidupan cintaku... Aku memang telah memiliki seseorang yang mencintaiku dan ingin menikahiku. Namun kami masih belum dapat bersatu, karena beberapa kendala.
Akan tiba saatnya nanti, aku menjalani hidup baru dengan orang yang tepat, apakah dengan dia, atau orang lain. Yang jelas, masih butuh waktu untuk dapat mencapai saat itu.

Tidak ada komentar: