Senin, November 02, 2009

Bersiap Menjalani Keseharian tanpa Sahabatku


Tahun 2009 akan berakhir 2 bulan lagi. Dan di akhir tahun nanti, aku harus menerima kenyataan yang membuatku merasa kehilangan sejak sekarang, padahal belum terjadi. Sahabatku, teman kerjaku, yang selama hampir 5 tahun bersama-sama, akan pindah di akhir Desember, untuk tinggal bersama suaminya di kota lain. Aku mencoba menutupi perasaan sedihku. Aku ingin menunjukkan, bahwa aku turut senang karena dia akan mendampingi suaminya, setelah 2 tahun lamanya tinggal berjauhan, dan hanya bertemu setiap minggu.

Aku berharap, semoga Alloh memberikan jalan yang terbaik bagi sahabatku, dan aku. Agar dia merasa bahagia, dan aku pun bahagia. Andaikan dia jadi pindah, semoga Alloh memberikan kemampuan, dan kesanggupan bagiku untuk menjadi guru yang lebih profesional, meskipun tanpa kehadirannya. Diantara persiapan yang kulakukan untuk menjadi guru yang lebih baik, adalah, menguasai ide pokok/tema yang akan diterima oleh murid setiap harinya. Sehingga jika aku hanya ditemani oleh Kepala Sekolah pun, aku bisa menangani murid tanpa kesulitan berarti.

Dan harapanku yang lain, semoga aku pun mendapatkan hal yang lebih baik untuk pekerjaan, dan kehidupan pribadiku – dengan kata lain, aku segera mendapatkan pendamping. Satu persatu temanku meninggalkan kota ini, tinggal bersama suaminya di kota lain. Aku pun ingin punya suami yang bisa tinggal bersamaku, tidak berjauhan. Yah... bagaimanapun, kehidupan harus terus berjalan.. Dan aku pasti akan tetap semangat!!!

Dan inilah ungkapan hati untuk sahabat-sahabatku, baik yang ada bersamaku, maupun yang saat ini berada jauh denganku.

Sahabat

Dia menyediakan bahunya

untukku bersandar

Dia yang mengulurkan tangan

untukku berpegangan

Dia yang setia menemaniku

menjalani hari demi hari

Yang selalu ada

saat aku membutuhkannya

Dia yang ikut merasakan

di setiap sedih dan bahagiaku

Dia yang tak pernah lelah mengingatkanku

saat ku salah atau terlupa

Dialah sahabatku

aku menyayanginya

walau ku tak pernah ungkapkan

rasa terima kasihku setiap saat

namun dia pasti tahu

betapa aku peduli padanya

betapa aku dan ingin melihatnya tersenyum bahagia

“Sahabatku..

Walaupun kau tak lagi bersamaku

Namun ku tak akan lupa mendo’akan

agar kau mendapat kebahagiaan

Jarak dan waktu boleh memisahkan

Namun pertalian antara kita takkan terputus begitu saja

Kuharap kau mendapatkan yang terbaik

dalam kehidupanmu...”


Hi! I’m Back..!

Sudah cukup lama aku tak membuat tulisan di blog ini. Karena cukup lama aku tak on-line. Coba hidup tanpa internet... Ketika kulihat alamat e-mailku, sudah ga aktif..!! Aku memang bisa mengaktifkannya kembali, namun semua inbox dan outbox-nya terhapus.

“Kembali”nya aku, selain untuk mengecek alamat e-mail, juga untuk gabung di facebook. Yang terutama ‘sih, karena rasa kangenku berselancar di dunia maya. Seorang sahabat menyarankan untuk gabung di facebook. Untuk memperluas pergaulan, nambah teman... dan katanya “bertemu” teman-teman lama. Sebetulnya aku agak enggan, tapi aku mencobanya. Keenggananku itu, karena aku menganggap, biasanya ABG yang demam facebook-an. Memang itu tidak benar, siapapun bisa, gabung di facebook. Tidak peduli siapa dia, berapa usianya, pekerjaannya apa, dll. Aku tahu keikutsertaanku itu telat, namun kurasa lebih baik daripada tidak ikut sama sekali. Dulu aku pernah chatting di Y!M, sebelum facebook mulai nge-trend. Hanya untuk mengisi kekosongan waktu...

Evaluasi Target

Tulisanku yang sebelumnya (“Tahun Baru Semangat Baru!!”), adalah tentang targetku di tahun ini. Kini aku meng-evaluasi targetku itu.

Pekerjaan, masih kutekuni. Tentang bisnis on-line.. aku tidak meneruskan menekuninya . Kemudian tentang kuliah.. aku batal kuliah tahun ini. Tentang pasangan hidup, belum mendapatkan yang pasti. Sejak tulisanku yang terakhir (bulan Februari), aku telah berkenalan dengan 4 orang laki-laki. Satu orang diantaranya kini telah menikah dengan orang lain, yang dikenalnya setelah dia datang ke kotaku untuk ketemuan denganku... Dan selebihnya, masih belum ada kepastian, hanya aku masih tetap berkomunikasi dengan mereka.

Seorang lelaki yang pernah sangat dekat denganku namun hubungan kami telah kandas karena tak mendapat restu orang tua (tulisanku “Catatan Akhir Januari..”), meminta untuk tetap diberikan kesempatan menjadi pendampingku, ingin terus berusaha. Dia ingin menekuni pekerjaan dengan serius dan menjadi orang sukses, dan nantinya coba meyakinkan orang tuaku. Kalau sudah diberi kesempatan, katanya tidak akan merasa kecewa, andaikan tidak berjodoh. Hubunganku dengannya kini memang sebagai teman baik. Aku tidak tahu nanti aku akan berjodoh dengan siapa...

Sungguh aku lelah menyendiri seperti ini. Dalam waktu senggangku, kadang aku merasakan sepi dan hampa.

Seandainya aku bisa menemukan seseorang yang mencintaiku dengan tulus, dan sebaliknya aku pun mencintainya... seperti untaian lirik lagu berikut ini.

Mencintaiku

Jauh sudah kujalani kisah cintaku yang penuh berduri di hati

Saat kuhancur dan rapuh ku tak yakin lagi cinta di dunia.. ini

Hari-hari kulalui tanpa kusadar ada yg basuh hatiku

Banyak yang inginkan dia

Dia yang terindah (*) hingga luluhkan hati

Yang tulus mencintaiku menyayangku

Memahami setiap nafasku

Saat ku yakin dia lah milikku

Sungguh engkau sempurnakan hidupku

Dan Tuhan masih menyayangi aku

Dia berikan untukku

Yang tulus mencintaiku menyayangku

Memahami setiap nafasku

Saat ku yakin dia lah milikku

Sungguh sempurnanya hidupku

Dan tak pernah kusadari

Sempurnanya hidupku

(Lirik lagu dari Band ‘Magneto’)



Ket :

(*) = perubahan dari pen. untuk kesesuaian, lirik yang sesungguhnya adalah ‘yang tercantik’. Mohon maaf bagi pencipta lagu ini, pen. tidak bermaksud untuk mengubah isi dari lagu tsb.